Klorida
adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk
membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam
Hidroklorida HCl mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, natrium
klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+
dan Cl- .
Dalam
percobaan ini, metode yang digunakan adalah titrasi Argentometri cara Mohr.
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan
ion Ag+. Pada titrasi Argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3).
Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+
dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
Berdasarkan pada indikator yang
digunakan, Argentometri dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu salah satunya
diantaranya adalah Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna). Metode Mohr
dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral
dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai
indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukann dalam suasana netral atau
dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut
karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak
hidroksida.
Klorida
dalam air untuk penyamakan kulit, perlu dihilangkan, sebab dapat mengganggu
proses penyamaka kulit. Karena klorida dapat bereaksi dengan bahan penyamak dan
membentuk endapan putih.
Analisa
klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang
sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode Argentometri. Metode Argentometri
(titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri /volumetri.
Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah
zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena
pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga
dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Ion-ion yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida
metode Argentometri atau pengendapan adalah: Bahan-bahan yang terdapat dalam
air minum dalam jumlah yang normal tidak mengganggu; Bromida, iodida, dan
sianida ekivalen dengan konsentrasi klorida; Ion sulfida, ferri sulfat dan
sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen
peroksida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat
dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ortofosfat yangn lebih dari
25 mg/L mengganggu dengan membentuk endapan perak fospat; Besi yang lebih dari
10 mg/L mengaburkan titik akhir.
Pada
umumnya titrasi pengendapan didasarkan pada penggunaan larutan baku perak
nitrat sehingga cara titrasi ini sering dinamakan titrasi argentometri. Pada
titrasi ini biasanya digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku
Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku
utama, namun kalium tiosianat agak mudah menyerap air sehingga larutannya perlu
dibakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini cukup bagus selama
dalam penyimpanan asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari
cahaya .
Pelarut
yang dugunakan harus air betul-betul murni, atau air suling. Kalau tidak
kekeruhan akan muncul lantaran pengaruh ion klorida yang ada di dalam air. Jika
larutan itu disaring, kemudian dibakukan dengan NaCl secara gravimetri .
Selain
larutan kalium tiosianat, larutan amonium tiosianat 0,1 M sering pula dipakai
sebagai larutan baku di dalam titrasi Argentometri. Namun, karena amonium
tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus dibakukan dulu dengan larutan
baku perak nitrat memakai cara titrasi volhard (Sawyer dkk, 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar