Minggu, 22 Juli 2012

Klorida


Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam Hidroklorida HCl mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl- .
Dalam percobaan ini, metode yang digunakan adalah titrasi Argentometri cara Mohr. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi Argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. Berdasarkan pada indikator yang digunakan, Argentometri dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu salah satunya diantaranya adalah Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna). Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukann dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Klorida dalam air untuk penyamakan kulit, perlu dihilangkan, sebab dapat mengganggu proses penyamaka kulit. Karena klorida dapat bereaksi dengan bahan penyamak dan membentuk endapan putih.
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode Argentometri. Metode Argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri /volumetri. Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Ion-ion yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida metode Argentometri atau pengendapan adalah: Bahan-bahan yang terdapat dalam air minum dalam jumlah yang normal tidak mengganggu; Bromida, iodida, dan sianida ekivalen dengan konsentrasi klorida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ortofosfat yangn lebih dari 25 mg/L mengganggu dengan membentuk endapan perak fospat; Besi yang lebih dari 10 mg/L mengaburkan titik akhir. 
Pada umumnya titrasi pengendapan didasarkan pada penggunaan larutan baku perak nitrat sehingga cara titrasi ini sering dinamakan titrasi argentometri. Pada titrasi ini biasanya digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku utama, namun kalium tiosianat agak mudah menyerap air sehingga larutannya perlu dibakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini cukup bagus selama dalam penyimpanan asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya .
Pelarut yang dugunakan harus air betul-betul murni, atau air suling. Kalau tidak kekeruhan akan muncul lantaran pengaruh ion klorida yang ada di dalam air. Jika larutan itu disaring, kemudian dibakukan dengan NaCl secara gravimetri .
Selain larutan kalium tiosianat, larutan amonium tiosianat 0,1 M sering pula dipakai sebagai larutan baku di dalam titrasi Argentometri. Namun, karena amonium tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus dibakukan dulu dengan larutan baku perak nitrat memakai cara titrasi volhard (Sawyer dkk, 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar