Amonia
adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau ammonia). Walaupun ammonia
memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, ammonia sendiri
adalah senyawa kaustik (menimbulkan iritasi/rangsangan) dan dapat merusak
kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Amerika Serikat
memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan ammonia dalam gas berkonsentrasi
35 ppm volume, atau 8 jam untuk 25 ppm volume. Kontak dengan gas ammonia
berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, dan bahkan
kematian. Sekalipun ammonia di Amerika Serikat diatur sebagai gas tak mudah
terbakar, ammonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan
pengangkutan ammonia berjumlah lebih besar dari 3500 galon (13,248 L) harus disertai
surat izin (Anonymous A, 2010).
Amoniak merupakan gas bertekanan tinggi dan bersifat
beracun, korosif dan mudah terbakar. Gas tersebut harus disimpan dalam silinder
bertekanan dalam keadaan terlindung, bebas panas dan goncangan, terikat kuat
serta bebas dari kebocoran kran (Imamkhasani, 1991).
Ammonium
kation juga dikenal sebagai ammonia terionisasi karena sifatnya bermuatan
listrik., yakni positif bermuatan poliatomik, kation dari rumus kimia NH4+,
memiliki berat rumus 18,05 dab dibentuk oleh protonasi dari ammonia (NH3).
Ion yang dihasilkan memiliki pKa = 9,25 (Anonymous
B, 2010).
Ammonia
sangat berbahaya, jika terhirup dapat merusak saluran pernapasan terutama
saluran pernapasan bagian atas. Saluran pernapasan yang terangsang amoniak akan
membengkak, hingga pernapasan terganggu karena penyempitan saluran pernapasan
itu. Lebih parah lagi, saluran lendir yang terangsang akan mengelurkan sekret
(cairan getah) sehingga pernapasan pun terhambat, dan korban akan mengalami
sesak napas. Bila tidak ditolong maka korban akan pingsan. Lebih jauh, bila
jaringan yang terangsang mengalami kerusakan, akan terjadi pendarahan di
sepanjang saluran pernapasan dan darah akan keluar bersama batuk (Anonymous B, 2010).
Bila
amoniak mencapai paru-paru dapat mengakibatkan bronchopneumonia (radang pada
salah satu bagian paru). Bila selaput lendir (mukosa) rusak, dapat
mengakibatkan penyakit menahun sebab pada selaput ini terdapat sel-sel
pertahanan tubuh, khususnya bagi jaringan paru-paru (Anonymous C, 2010).
Nitrogen
memiliki lima elektron terluar, ditambahn empat elektron dari empat hidrogen,
sehingga total hidrogen menjadi sembilan. Ion ammonium adalah ion positif, ion
ini memiliki muatan 1+ karena kehilangan 1 elektron, sehingga tinggal delapan
elektron pada tingkat terluar nitrogen. Oleh sebab itu menjadi empat pasang,
yang semuanya berikatan karena adanya empat hidrogen (Anonymous C, 2010).
Ion
ammonium memiliki bentuk yang sama dengan metana, karena ion ammonium memiliki
susunan elektron yang sama. Ion ammonium (NH4+) adalah tetrahedral.
Ion ammonium dikatakan isoelektronik jika keduanya memiliki bilangan dan
susunan elektron yang sama (Anonymous C,
2010).
Metode penetapan kadar (NH4+) adalah dengan (Anonymous D, 2011):
1. Metode
Nessler
Kadar ammonium dapat diukur dengan menggunakan
metode Nessler kualitatif dan kuantitatif. Dimana metode nessler kualitatif
yaitu dengan cara menggunakan reagen Nessler dan larutan garam Rochelle. Dimana
warna sampel dibandingkan dengan warna larutan standar (NH4+)
atau larutan stock ammonium. Warna sampel yang paling mendekati warna larutan
stock ammonium itulah yang paling tinggi kadar ammoniumnya. Metode Nessler
secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan spektrofotometri. Metode ini
menggunakan pereaksi Nessler dan larutan garam seignette. Kadar ammonium pada
kultur diukur setiap hari dengan mengambil 25 ml air sampel kultur, diberi 1-2
tetes pereaksi garam seignette dan 0,5 ml pereaksi Nessler, dikocok, dibiarkan
selama 10 menit, kemudian ditera intensitasnya pada panjang gelombang 420 nm
dengan menggunakan spectrometer merk spektronik 20 dari Milton Ray Company. Absorbs yang didapat
dihubungkan dengan persamaan pada kurva standar ammonium untuk mengetahui
konsentrasi ammonium pada sampel air kultur. Prinsip penentuan (NH4+)
adalah (NH4+) dengan reagen Nessler akan menjadi warna
kuning kecoklatan, dan warna ini dapat diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 425 nm.
2. Metode
Rochelle
Dimana garam Rochelle dibuat dengan cara melarutkan
50 ml KNaTartrat dalam 100 ml aquades.
3. Metode
Ion Kromatografi.
Dalam metode ini menggunakan metode ion kromatografi
dengan kondisi pengukuran untuk ammonium menggunakan kolom Dionex Ion Pac CS,
sebagai eluen larutan methyl sulfonic
acid 18 mM, detektor Conductivity
DX 5000 pada temperatur 400C. Untuk mengetahui unjuk kerja metode ini dilakukan
penentuan presisi metode dengan cara mengukur contoh air limbah sebanyak 6 kali
pengulangan.
Daftar Pustaka
Imamkhasani, Soemanto. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Bidang Kimia
dan Pengendalian Bahaya Besar. 1991. Jakarta:ILO
Anonymous A. 2010. Amonium. http://id.wikipedia.org/wiki/ammonium, Tanggal akses: 21
Oktober 2011
Anonymous B. 2010. Amonium. http://www.purewatercare.com,
Tanggal akses: 21 Oktober 2011
Anonymous C. 2010. Amonium. http://wikipedia.com/, Tanggal akses: 21 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar